Pages

Minggu, 16 Mei 2010

MASA DEPAN PENDIDIKAN INDONESIA DI AMBANG KEHANCURAN

hai guys.....
maaf dech klo gw g buat crita aneh2 lagi ya,..,.,.,

Ni crita cich tuk para penduduk indonesia doank...."YA IYALAH....."

nah gni













apa ya.......gw g tau mo mulai dri mn.....

gni ja dach....

dwktu gw duduk dbangku SMA......cieh.......

Indonesia tu klo g salah merupakan negara kepulauan yang terletak di benua asia

"ANK KECIL JGA TW BEGOK..."
POKOKE....sistem pendidikan yang di terapkan di indonesia skrg tu udah amburadur kykx.....masa penentuan kelulusan seorang SISWA di tentuin oleh negara yang mengadakan UN......"BAGI YANG G TW UN TU APA ARTIX USAHA NDIRI...BKAN GOBLOK ARTIX UJIAN NASIONAL"

nah sanging mumentx...setiap tahun standar UN tuk lulus aja slalu naik.....wktu tahun gw cich 5,25.....nah tahun 2010 nich....standarx naik lagi cuy.....walaupun cma naik koma aja menjadi 5,50....nah loh......untuk dapetin nilai 4 aja tu udah setengah mati tw ga sich.... lo bsa liat
media yang gw pampang disini dtgan link
http://metrotvnews.com/index.php/metromain/newscat/sosbud/2010/04/26/16233/Lebih-25-Ribu-Siswa-SMA-se-Jawa
http://metrotvnews.com/index.php/metromain/newscat/sosbud/2010/02/19/11182/Tingkat-Kelulusan-Ujian-Nasional-SMA-di

nah setelah itu lo bsa mikir kan....
masa kemampuan seseorang hnya di ukur oleh Ujian yg dkasih cma 3HARI n 6 mata plajarn........

kan fasilitas n sarana prasarana di jakarta n di kabupaten,provinsi,desa2 malahan kan beda2....
malahan ada yang skolahx hampir hancur.....

kadang2 pemerintah g mikir jg ya.....

mereka mah enk cma nentuin aja.....tp mereka g jalani hidup yg kyk siswa kyk skrg....


MAAF ya klo marah......bkan maksud gt....
INI KAN NEGARA DEMOKRASI...JD KITA BERHAK TUK NGOMONG APA AJA.....

jd gw bsa bayangin klo masih jg menggunakan sistem kyk gt di tambh lagi masalh negara kita yang g abis abis....

gw jamin dach...pendidikan di INDONESIA bkal g jlas bgt,,.,.,.

ni tambah lagi dari brita metro tv g ambil bacaanx.....

UN Merosot, Diknas Evaluasi Internal
Nusantara / Minggu, 9 Mei 2010 18:03 WIB
Metrotvnews.com, Bojonegoro: Dinas Pendidikan (Diknas) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, berencana melakukan evaluasi internal terkait naiknya jumlah siswa yang tidak lulus Ujian Nasional (UN). Baik setingkat sekolah menengah atas (SMA) maupun sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) di wilayahnya. Karena, dari presentasi angka ketidaklulusan trennya mengalami peningkatan hingga 9,6% dibanding tahun sebelumnya.

Kepala Dinas Pendidikan Pemkab Bojonegoro Zaenudin mengatakan, terkait angka ketidaklulusan yang jumlahnya mencapai 1.591 siswa SLTP dan 271 bagi siswa SMA sederajad pihaknya mengaku prihatin. "Tentu kami akan melakukan evaluasi itu," tegasnya kepada Media Indonesia, Minggu (9/5).

Menurutnya, evaluasi juga bakal dilakukan terhadap dua lembaga yakni SLTP terbuka di Sugiwaras dan SLTP PGRI Kedewan yang siswanya tidak lulus hingga 100%. Zaenudin menambahkan, sebenarnya faktor pemicu 13 siswa di SLTP terbuka Suwiwaras, dikarenakan masih minimnya fasilitas yang ada di lembaga tersebut. Apalagi, sekolah tersebut merupakan lembaga yang sebagian besar siswanya dari kalangan yang tidak mampu.

"Kita sebenarnya ingin membantu yang kurtang mampu dalam hal pendidikan ini.Namun, karena terbentur minimnya sarana hingga hasilnya kurang maksimal," terangnya.

Sementara, lanjutnya, bagi SLTP PGRI Kedewan, yang siswanya juga tidak lulus seratus persen lebih dikarenakan kurang profesionalnya pihak lembaga terkait dalam mengelola sekolah. "Termasuk, kurang intensifnya proses belajar mengajar di sana," kilahnya.

Meski demikian, katanya, pihaknya meminta para siswa yang tidak lulus UN agar tidak berkecil hati. Sebab, dengan sistem pendidikan kali ini memungkin siswa untuk bisa mengikuti UN ulangan. UN ulangan juga bakal dilakukan bagi siswa SMA sederajad yang akan di gelar pada Senin (10/5) yang akan dikuti oleh 271 peserta dengan dipusatkan di SMKN 2, Kota Bojonegoro.

Dia juga menjelaskan, pihaknya akan menyambut semua pihak yang akan memberikan solusi membangun dalam persoalan ini. Termasuk, undangan rapat dengar pendapat kalangan DPRD setempat. "Kami pasti akan datang. Apalagi, ini dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan kita," tandasnya.(MI/*)